Saturday, November 27, 2010

Are You Ready To Smoke ?



Baiklah, langsung saja untuk hari  yang telah saya lalui..

2 hari kemarin
Siang hari, barusan saja setelah saya menyelesaikan UTS, saya berkumpul dengan teman-teman saya, yang memang kebanyakan pria.  Mohon maaf dahulu kepada salah satu teman wanita saya, karena saya jadi harus membatalkan janji dengannya..

Kami berkumpul di salah satu tempat yang bisa dikatakan nyaman untuk saling berbincang satu sama lain, dan as well, seperti biasa mereka selalu mengeluarkan sebatang dua batang nikotin yang tergulung untuk disulutkan kedalam mulut mereka. Saya sudah biasa dengan kebiasaan mereka seperti itu dan saya tidak merasa risih, hanya saja saya sering mengayunkan tangan ke asap itu agar tidak mengenai tubuh saya. 

Namun, entah apa yang terjadi hari ini, atas dasar hasil perbincangan teman-teman saya yang mengingatkan saya untuk kembali ke masa lalu. Ingatan yang kembali ke masa lampau ketika umur saya menginjak 12 tahun, di dalam mobil kijang roak sempit, sendiri, dan diam-diam, saya mencoba untuk menyulut nikotin itu karena rasa penasaran saya. Faktor penasaran yang membuat saya harus  mencoba benda itu dan juga rasa keingintahuan saya yang besar (belum tahu dampaknya) sampai akhirnya saya terbatuk-batuk dan resah. Namun setelah itu, ada rasa kecanduan lagi untuk ingin mencoba benda tersebut hingga akhirnya saya disadarkan teman saya yang pada waktu SD telah merokok juga, dan ia tertangkap basah oleh guru saya. Dari situlah saya mulai berhenti (jelas dalam waktu yang sangat singkat, hanya beberapa hari saja). Pada waktu itu saya berharap tidak akan pernah mencoba lagi 

Apa yang menyebabkan rasa penasaran saya (waktu kecil) begitu besar terhadap rokok itu? Ternyata berasal dari orang tua saya yang membawa dampak besar bagi hidup saya, saat papa saya merokok di depan saya, hal itulah yang membuat rasa keingintahuan saya muncul.  Mungkin dulu mereka tidak sadar akan apa yang mereka lakukan. Saya pun mengakui hal ini, dan saya tidak menyalahkan mereka. Hanya kesadaran hati yang harus ditegakkan dalam mendidik anaknya. Suatu hal yang kecil namun berdampak besar bagi hidup saya.

Hingga akhirnya saya kembali ke alam normal, saya melihat kembali teman-teman saya yang masih duduk dan saling berbincang dan melihat mereka kembali mengeluarkan sebatang nikotin dari kotak itu dan mulai menghisap. Saya pun terdorong untuk menariknya juga dari kotak itu. Memang ada beberapa yang melarang saya, bahkan cuma terdiam menatap saya. Namun saya tidak takut, toh hanya sebatang saja. Dan saya pun larut dalam hisapan itu meski hanya sebentar.

Tidak ada yang special saat saya menghisapnya, dan memang terasa lebih hambar, atau mungkin karena merk dari rokok itu tidak terkenal, saya tidak tahu. Yang jelas, rasanya jauh berbeda ketimbang dulu pada saat saya mencoba nya pertama kali.

Dan akhirnya, saya tidak menyesal akan apa yang telah saya lakukan karena dari situlah saya belajar. Sayapun sudah berjanji kepada teman saya untuk tidak melakukannya lagi (tidak akan ada lagi yang ketiga kalinya). Mereka pun mengerti, dan melarang saya untuk tidak melakukannya lagi. Mereka masih menaruh perhatian kepada saya. Thanks God, you give them all for this situation that I’ve to learned!

Dan pembelajaran untuk kemarin siang adalah keteguhan hati. Memang saat saya berada dalam situasi tersebut, saya sedang mengalami apa yang disebut kegalauan. Hingga akhirnya saya menjadi seperti itu. Jelas saya sudah tahu dampak yang akan terjadi (dampak dari sudut pandang pria yang mengejek wanita merokok, dampak kesehatan, dampak rohani, bau rokok yang sulit dihilangkan dari tangan saya), tapi saya tetap mencobanya(manusia memang tidak luput dari rasa bersalah). Keteguhan hati saya disitu sedang benar diuji. Dan saya tidak cukup kuat untuk saat itu. Padahal sebelumnya saya benar-benar sudah mengutuk apa yang namanya rokok.

Pada saat itu juga saya telah menjadi perokok aktif dan pasif.

Saya juga belajar bahwa ternyata saat saya menghisap rokok itu, asap yang terbuang adalah sifat-sifat dan buruk dan kelakuan  saya yang keluar kemudian tersapu angin hingga menyebabkan orang lain yang ada di dekat saya harus menghirupnya kembali walaupun secara tidak sengaja.  Saya tidak mau hal itu terulang lagi, saya tidak mau lagi  mengecewakan orang-orang yang saya sayangi atas sikap buruk saya lagi. Saya mau memperbaiki kembali apa yang telah saya rusak walaupun tidak sesempurna dulu tapi saya harus mempunyai niat dan keinginan bahkan usaha.

Saya tidak takut kepada siapapun yang menilai saya setelah membaca cerita saya ini. Entah penilaian yang positif ataupun yang negatif. Saya akan menghargainya. Yang terpenting adalah, disini saya yang menjalani hidup, bukan kamu, bukan orang lain dengan batas kenormalan saya sebagai wanita. Mereka yang terbaik adalah mereka yang mendukung saya, memberikan saya masukan ataupun kritikan yang membangun. Bukan dengan ocehan ataupun ejekan yang jelas tidak saya sukai karena saya sangat tidak suka mereka yang munafik. Saya lebih menghargai adanya kejujuran.

Disinilah saya mendapatkan pengalaman kembali. Karena dari pengalamanlah yang mendewasakan saya dalam berpikir, berbuat, dan bertindak.

NB : buat para cewe2 ababil ato yang belom pernah nyoba, disaranin jangan ngikutin gw kayak gini.. Hahahahaii.. *jangan sampe membuat anda ketagihan kalo belom punya iman kuat*
 
God Always Bless You.
With Love,
 -Ola seperti NanoNano-

No comments:

Post a Comment